Gereja Batak Karo Protestan(GBKP)
Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) adalah sebuah Gereja yang berdiri di Tanah Karo, Sumatera Utara dan melayani masyarakat Karo.[1] GBKP adalah gereja Kristen Protestan yang beraliran Calvinis.[1] GBKP merupakan salah satu gereja terbesar di Sumatra Utara.[1]
Daftar isi |
Latar Belakang
GBKP Kabanjahe
Pada 18 April 1890, Nederlands Zendelingenootschap (NZG), mengutus Pdt. H.C. Kruyt dari Tomohon, Minahasa ke Tanah Karo, dan tempat pos yang pertama di Buluh Awar.[2] Tahun berikutnya dia menjemput empat orang Guru Injil yaitu B. Wenas, J. Pinontoan, R. Tampenawas dan H. Pesik, sebagai pembantunya.[1] Mereka awalnya juga bekerja di daerah Minahasa, Sulawesi Utara.[3]
Pada tahun 1892, Pdt. H.C. Kruyt pulang ke negerinya tanpa berhasil membaptis seorang pun dari suku Karo.[1] Ia kemudian digantikan Pdt. J.K. Wijngaarden, yang sebelumnya telah bekerja di Pulau Sawu dekat Pulau Timor.[1] Pendeta inilah yang melakukan pembaptisan pertama pada suku Karo tanggal 20 Agustus 1893 sebanyak 6 orang: Sampe, Ngurupi, Pengarapen, Nuah, Tala dan Tabar.[1] Pendeta Wijngarden meninggal tanggal 21 September 1894 karena serangan disentri.[1]
Wijgaarden digantikan oleh Pdt. Joustra.[1] Dialah yang menerjemahkan 104 ceritera-ceritera Alkitab dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru ke dalam Bahasa Karo (104 turi-turian) dan dia juga tinggal di Buluh Awar.[1]
Kemudian datang pula Pdt. Henri Guillaume (utusan RMG dari Jerman) dari Saribudolok yang sebelumnya tinggal di Tapanuli.[4] Pada saat itu, Saribudolok termasuk dalam daerah pelayanan pra-HKBP.[4] Bersama dengan Pdt. Henri Guillaume, datang pula seorang guru injil, bernama Martin Siregar.[4]
Sampai tahun 1900, orang Karo yang sudah dibaptis hanya 25 orang.[1] Pertumbuhan dalam kurun waktu 10 tahun pertama sangat sulit.[1] Kegigihan suku Karo dalam mempertahankan tradisi dan adat istiadatnya membuat mereka merasa aman dalam sikap hidup lama di tengah-tengah tahap kebudayaan yang bersifat magis, mistis, dan animistis serta pengaruh Islam, yang mulai muncul di Sumatera.[2]
Tahun 1903 datang pula Pdt. E.J. van den Berg, yang kemudian membuka pos baru (Pos Keempat) dan menetap di Kabanjahe.[1] Keduanya merupakan teman sekerja yang baik. Mereka membuka Rumah Sakit Zending di Sibolangit dan di KabanJahe.[1] Kemudian dengan kerjasama dengan pihak pemerintah, Pdt. E.J.Van den Berg membuka Rumah Sakit Kusta di Lau Simomo. J.H. Neumann aktif membuka pekan-pekan (sejenis pasar di desa-desa) di daerah Deli Hulu.[1]
GBKP Berdiri Sendiri
Tahun 1906 datang Pdt. G. Smith dan membuka Kweekschool (Sekolah Guru) di Berastagi. Sekolah ini kemudian dipindahkan ke Raya, tapi tahun 1920 sekolah tersebut ditutup dan guru-guru sekolah yang telah terdidik ditempatkan di desa-desa menjadi guru untuk mengabarkan Injil.[1] Prof. Dr. H. Kraemer meninjau ke tempat-tempat zending Karo pada tahun 1939 dan ia menekankan agar dalam waktu sesingkat-singkatnya Jemaat Karo dipersiapkan berdiri sendiri dengan pengiriman tenaga pribumi ke sekolah pendeta dan mengangkat majelis Jemaat yang sudah mampu dan karena hal itu, pada tahun 1940, dua Guru Injil P. Sitepu dan Th. Sibero dikirim ke sekolah pendeta di seminari HKBP, Sipoholon.[1]
Pada periode ini, berkembang pula pergerakan muda-mudi di tengah-tengah Gereja dengan nama Christelijke Meisjes Club Maju (CMCM) untuk kaum perempuan dan Bond Kristen Dilaki Karo (BKDK) untuk kaum laki-laki di kalangan pemuda Kristen Karo.[1] Kedua pergerakan ini dapat dikatakan sebagai embrio lahirnya perkumpulan pemuda-pemudi GBKP, yang disebut Persadan Man Anak Gerejanta (PERMATA).[1] Pengesahan dan peresmian PERMATA dilaksanakan oleh Moderamen GBKP pada tanggal 12 September 1948, yang diperingati sebagai hari jadi PERMATA GBKP (Rapat Permata yang pertama tanggal 25 Mei 1947 ; kedua tanggal 18 Juli 1948 ).[1]
Guru Injil yang disekolahkan ke Seminari Sipoholon (Tarutung) menyelesaikan studinya pada pertengahan sidang Sinode Pertama, yang menetapkan nama Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) di Sibolangit tanggal 23 Juli 1941.[1] Pada saat yang sama, ada penahbisan dua orang pendeta pertama dari suku Karo, yaitu Pdt. Palem Sitepu dan Pdt. Thomas Sibero.[1] Pada sinode pertama ini juga, Tata Gereja GBKP yang pertama dan ketua Moderamen GBKP ialah Pdt. J. van Muylwijk ditetapkan.[1] Sekretaris Moderamen adalah Guru Lucius Tambun (periode 1941-1943 ). Pdt. P. Sitepu ditempatkan di Tiga Nderket, sebagai wakil ketua Klasis untuk daerah Karo Gugung (Dataran Tinggi) serta Pdt. Th. Sibero di Peria-ria, sebagai Wakil Ketua Klasis daerah Karo Jahe.[1]
Statistik Jemaat
Menurut Statistik tahun 2000, GBKP mempunyai 20 Klasis, 745 gereja dan sekitar 275.000 anggota.[1] Anggota gerejanya tersebar di seluruh Sumatra, Jawa, dan Kalimantan, yang memiliki wilayah pelayanan di Sanggau sekitarnya dan Ngabang sekitarnya, serta satu calon gereja di Simpang Tanjung (di tepi jalan antarnegara Indonesia - Malaysia).[1] Gereja ini dilayani oleh 160 orang pendeta penuh waktu, 32 calon pendeta (vikaris), 3 guru agama, dan 50 guru injil.[1]
Kepengurusan Pusat GBKP
Kepengurusan Pusat GBKP disebut Moderamen, atau yang lebih familiar sebagai Sinode, GBKP berjumlah 11 (sebelas) orang dengan susunan sebagai berikut:
- Ketua Umum
- Ketua Bidang Marturia
- Ketua Bidang Koinonia
- Ketua Bidang Diakonia
- Ketua Bidang Personalia/Sumber Daya Manusia
- Ketua Bidang Dana dan Usaha
- Sekretaris Umum
- Wakil Sekretaris Umum
- Bendahara Umum[1]
- Yayasan Pendidikan Kristen:
- Yayasan Taman Kanak-kanak GBKP
- Badan Pengembangan Ibadah dan Musik Gereja (BPIMG)
- Retreat Center
- Yayasan Gelora Kasih di Suka Makmur, Kabupaten Karo
- Yayasan Panti Asuhan Kristen GBKP Alpha Omega
- Yayasan Sosial GBKP
- Yayasan Ate Keleng
- Yayasan Wisata Rohani GBKP
- Asrama Pemuda GBKP Maranatha.[1]
Selain itu, kelompok-kelompok gerejani yang bernaung dalam GBKP, yaitu:
- Kelompok kaum ibu, yang disebut MORIA
- Kelompok kaum bapak, yang disebut MAMRE
- Kelompok pemuda-pemudi, yang disebut PERMATA
- Kelompok anak-anak, yang disebut KA-KR[1]
Kantor Moderamen GBKP terletak di Jl. Kapten Pala Bangun No. 66, Kabanjahe, Sumatera Utara.[5]
Gereja Mitra
GBKP adalah gereja anggota Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Dewan Gereja-gereja Asia, Aliansi Gereja-gereja Reformasi se-Dunia, dan Dewan Gereja-gereja se-Dunia (WCC).[1] Selain itu GBKP bermitra dengan Nederlanse Hervormde Kerk di Belanda , Evangelical Lutheran Church in America (ELCA), dan United Evanglism Misson (UEM) dari Jerman.[1]